Contoh feature profil/biografi tentang ayah, Dasar-dasar Jurnalistik
Feature
Profil
“Ayahku Satu dan Berbeda”
Berprofesi
sebagai seorang petani adalah pekerjaan yang selalu menghiasi hari-hari dari
sosok yang saya banggakan. Meski mungkin, bertani adalah profesi yang dianggap
sebelah mata untuk sebagian orang. Bahkan, mungkin seseorang itu akan merasa tercoreng
arang di muka jika dirinya berada pada posisi profesi tersebut. Karena seperti
yang kita ketahui, berprofesi sebagai seorang petani itu tidaklah mudah. Artinya
seseorang itu harus berani susah dan ikhlas untuk menjalankannya. Seperti :
harus mau mencangkul, kepanasan, badan pegal, harus telaten, dan harus siap
menerima kenyataan jika suatu saat nanti bisa terjadi gagal panen. Mungkinakibat
hama, kebanjiran, atau juga mungkin dikarenakan tidak tersedianya pengairan
yang cukup untuk tanaman yang ditanam tersebut. Namun, hal ini berbeda dengan
sosok yang satu ini. Beliau adalah seorang ayah yang selalu saya jadikan contoh
teladan dalam keluarga saya.
Nama
ayah saya Sugiyono. Beliau lahir pada tanggal 2 Mei 1955 di Watu Gede tepatnya
di Boyolali, Jawa Tengah. Beliau adalah anak kedua dari empat bersaudara.
Beliau hanya mengenyam bangku pendidikan sampai MTS kelas 1. Karena keterbatasan
biaya dan karena pada saat itu beliau telah ditinggalkan oleh ayah beliau untuk
selama-lamanya, beliau pun memilih untuk berhenti bersekolah dan membantu ibu
beliau untuk mencukupi keperluan sehari-hari dengan bekerja sebagai buruh, kuli,
atau bercocok tanam dan bersawah di ladang.
Dari
kecil beliau sudah terbiasa menggantungkan kehidupannya dengan berprofesi
bertani di area persawahan. Alasan yang membuat beliau memilih profesi bertani
itu karena tidak adanya profesi lain yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan dan keahlian beliau. Menurut beliau, berprofesi sebagai seorang
petani sawah itu tidak menjadikan alasan untuk merasa sedikit minder dan
merasa terpuruk. Karena menurut beliau yang terpenting adalah kita hidup tidak
boleh bergantungan dengan orang lain.Semua profesi apapun itu harus kita jalani
dengan selalu merekahkan senyuman dan rasa keikhlasan.Meski tanpa bisa
dipungkiri setiap pekerjaan itu pasti ada hambatan.
Sekitar
tahun 1990, beliau memilih untuk bertransmigrasi ke Bengkulu. Cerita beliau,
saat itu Desa Purbosari atau tempat yang dijadikan transmigrasi di Bengkulu itu
masih seperti hutan. Banyak orang yang ingin kembali lagi ke Jawa karena tidak
betah dengan keadaan di tempat baru tersebut. Namun dengan tekad dari hati,
beliau yakin inilah tempat yang diberikan Allah untuk bisa mengarungi kehidupan
yang lebih baik ke depan bersama keluarga.
Di
lingkungan yang baru ini, beliau ditunjuk oleh sebagian besar warga desa untuk
menjadi seorang imam di salah satu masjid yang ada di RT ini. Tepatnya masjid
yang ada di depan rumah beliau. Beliau pun dengan yakin mengabulkan dan
menjalankan kepercayaan tersebut hingga saat ini. Meski pun hanya
berbekal ilmu agama sampai MTS kelas 1, namun beliau percaya dan yakin dengan
seiringnya waktu beliau akan bisa menjadi imam masjid yang bisa dipercaya oleh
warga desa.
Satu
hal yang selalu saya ingat dari beliau. Beliau pernah bercerita, kalau sewaktu
SD beliau pernah mengikuti kontes perlombaan MTQ tingkat kabupaten. Dan yang
paling mengejutkan adalah beliau mendapatkan juara 1. Itu adalah pengalaman
terindah yang pernah beliau raih sewaktu masih bersekolah. Selain itu, sewaktu
masih duduk di bangku SD beliau juga pernah menjadi salah seorang murid di
kelas yang pintar pelajaran matematika. Hingga guru beliau pun meminta beliau
untuk mau mengajari teman-teman beliau yang sulit mengerjakan tugas matematika.
Kedua hal yang pernah ada pada diri beliau tersebut,kini telah menjadi cambuk
dan semangat beliau untuk bisa menurunkan keahlian MTQ dan pintar pelajaran
matematika beliau tersebut untuk diajarkan kepada anak-anak beliau termasuk
saya. Dan saya sangat bersyukur, berkat beliau saya pernah mendapatkan juara 3
MTQ tingkat kecamatan dan meraih juara umum 1 perlombaan MIPA tingkat kecamaanketika
saya masih mengenyam bangku SD.
Beliau
adalah sosok seorang ayah yang tak pernah mengeluh, rajin, dan semangat. Beliau
selalu meluangkan waktu beliau untuk bisa berkumpul bersama keluarga untuk berbagi
cerita dan bercanda. Beliau tak pernah meminta hal lebih dan beliau selalu
menerima semua yang terjadi dikehidupan ini dengan keikhlasan. Bagi saya,
beliau adalah harta termahal yang ada dihidup saya. Seorang ayah yang selalu
sabar menghadapi sifat dan sikap dari ketujuh anaknya. Beliau adalah seorang
ayah yang lucu yang terkadang saya jadikan objek untuk tempat bergurau saya,
karena beliau memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari ibu saya ataupun
dari ketujuh anaknya. Ya, terkadang suasana seperti itulah yang saya rindukan
dalam keluarga ketika saya jauh dari mereka.
Ayah
saya sosok yang luar biasa. Beliau mempunyai sifat-sifat yang sangat membuat
saya heran dan bangga terhadap beliau.
1. Seperti
tak mempunyai rasa capek dan mengeluh. Semua yang bisa beliau kerjakan sendiri,
maka beliau takkan meminta bantuan orang lain meskipun itu dengan anaknya
sendiri.
2. Beliau
sangat rajin membersihkan masjid dan merawatnya. Beliau sudah menganggap masjid
itu seperti rumah sendiri. Dalam pengertian, beliau akan memperlakukan masjid
itu seperti rumah yang harus dirawat dan disayang.
3. Beliau
selalu menerima apa saja makanan yang ibu saya hidangkan saat makan. Tambahnya
lagi, beliau selalu menjahit pakaian beliau sendiri jika ada pakaian beliau
yang sobek tanpa mau merepotkan ibu saya.
Namun,
terkadang saya sangat merasakan kasihan dengan beliau yang terlalu sangat
bersemangat dengan kesibukkan beliau. Karena beliau kini telah menginjak umur
59 tahun. Itu artinya, seharusnya beliau sudah sepantasnya tinggal duduk diam
dirumah saja.
Tikar emas bantal
suasana sama dengan berbantalkan lengan. Itulah kata-kata yang
diajarkan kepada kami yang menjadi pemacu beliau dalam menghadapi kehidupan ini
semenjak beliau kecil hingga sekarang.
“Bagi
bapak hidup itu memang harus dijalani apa adanya, tapi yang jadi nomor satu itu
kejujuran. Tekun, kerja keras itu memang harus, namun tidak boleh ngoyo dan
jangan muluk-muluk.Ada Allah kok yang selalu disamping kita.Wong hari ini masih
bisa melihat dunia, itu sudah nikmat yang luar biasa dan patut untuk kita
syukuri”, ungkap beliau.
Inilah
sedikit cerita tentang ayah saya. Sosok inspirasi keluarga saya yang sangat
luar biasa. I love you father...
Menginspirasi sekali mbak :) salam buat ayah
BalasHapusKak keren banget cara nulainya. Aku suka banget. Kalau boleh tolong cek donk tulisan ku. Udah bagus atau belum.. thx kak...
BalasHapusIni link nya
www.bloggerjkt15.blogspot.co.id
mantap jiwa
BalasHapus